Aksilingkungan.id – Pernah enggak sih kamu kepikiran, di tengah hiruk pikuk isu lingkungan dan energi fosil yang makin menipis, ada enggak ya negara yang sudah berhasil “hijau” banget dalam urusan energi?
Pertanyaan “Negara yang mendapatkan 95% energi dari sumber terbarukan” ini mungkin sering muncul di benak kita yang peduli masa depan bumi. Jawabannya, ternyata ada lho!
Bahkan, beberapa negara sudah membuktikan bahwa beralih ke energi bersih itu bukan cuma mimpi, tapi bisa jadi kenyataan. Yuk, kita intip bersama fakta-fakta menariknya!
Mengapa Energi Rendah Karbon Penting?
Sebelum kita spill negara-negara jagoan, mari kita pahami dulu sedikit konteksnya. Secara global, pada tahun 2020, sekitar 39% listrik yang kita gunakan di seluruh dunia berasal dari sumber rendah karbon.
Artinya, hampir separuhnya masih dari sumber yang menghasilkan banyak emisi karbon, alias energi fosil. Tapi, jangan salah, angka 39% ini sangat bervariasi antar negara. Ada yang sudah jauh di depan, ada juga yang masih sangat bergantung pada batu bara dan gas alam.
Listrik rendah karbon ini sendiri bisa berasal dari dua sumber utama: energi nuklir, atau energi terbarukan seperti tenaga air (hidro), surya (matahari), dan angin.
Setiap negara punya “resep” sendiri dalam meramu campuran energinginya, tergantung potensi alam dan kebijakan yang ada. Nah, dari sini kita bisa melihat, siapa saja yang sudah berhasil jadi juara dalam transisi energi bersih!
Juara Energi Bersih!
Nah, ini dia jawaban yang kamu tunggu-tunggu! Kalau ditanya negara mana yang mendapatkan 95% energinya dari sumber terbarukan atau bahkan lebih, nama-nama ini patut diacungi jempol: Paraguay, Islandia, Swedia, dan Uruguay.
Keren banget kan? Mereka ini sudah membuktikan bahwa target ambisius itu bisa dicapai. Bahkan, ada juga negara seperti Prancis yang berhasil mendapatkan lebih dari 90% energinya dari sumber rendah karbon.
Negara-negara tersebut bukan cuma ngomong doang, tapi sudah bertindak nyata untuk mengurangi jejak karbon dan menjaga lingkungan. Lantas, bagaimana mereka bisa sekeren itu? Mari kita bedah lebih lanjut per negara.
Islandia dan Uruguay
Coba kita lihat kasus Islandia dan Uruguay. Kalau kamu perhatikan, di kedua negara ini, sebagian besar listriknya berasal dari sumber terbarukan, terutama tenaga air (hidro).
Islandia, dengan kondisi geografisnya yang kaya akan sungai dan aktivitas geotermal, sangat pintar memanfaatkan potensi alamnya.
Islandia dan Uruguay punya sumber daya panas bumi yang melimpah, dan ini jadi tulang punggung energi bersih mereka. Jadi, di Islandia, selain tenaga air, energi geotermal juga punya peran sangat dominan.3
Sementara itu, Uruguay juga sangat mengandalkan tenaga air dari sungai-sungai besarnya. Keberhasilan mereka ini menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan potensi geografis secara maksimal, negara-negara bisa mencapai kemandirian energi bersih.
Islandia dan Uruguay tidak hanya mengurangi emisi, tapi juga menciptakan ketahanan energi yang lebih baik.
Swedia dan Prancis
Bagaimana dengan Swedia dan Prancis? Kedua negara ini juga termasuk jajaran terdepan dalam produksi listrik rendah karbon, bahkan Swedia masuk dalam kategori lebih dari 95%.
Bedanya, di Swedia dan Prancis, selain tenaga air yang memang punya porsi besar, energi nuklir juga memainkan peran yang sangat dominan.
Energi nuklir memang sering jadi perdebatan karena isu keamanan dan limbahnya, tapi secara teknis, pembangkit listrik tenaga nuklir tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca saat beroperasi.
Dengan kombinasi yang cerdas antara tenaga air dan nuklir, Swedia dan Prancis berhasil membangun sistem energi yang sangat rendah karbon.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada satu pun “resep” tunggal untuk transisi energi bersih; setiap negara punya strategi dan kombinasi sumber energi yang paling sesuai dengan kondisi dan potensinya.
Sayangnya, di sisi lain, masih banyak negara yang sangat bergantung pada bahan bakar fosil seperti batu bara dan gas. Hanya sedikit persen dari listrik mereka yang berasal dari sumber rendah karbon.
Tentu saja, ada banyak faktor yang memengaruhi hal ini, mulai dari ketersediaan sumber daya alam, biaya investasi awal, hingga kebijakan pemerintah dan kesadaran masyarakat. Transisi dari energi fosil ke energi bersih memang bukan hal yang mudah dan butuh investasi besar serta komitmen jangka panjang.
Jadi, sudah jelas ya jawaban untuk pertanyaan “Negara yang mendapatkan 95% energi dari sumber terbarukan“? Paraguay, Islandia, Swedia, dan Uruguay adalah contoh-contoh nyata bagaimana sebuah negara bisa mengoptimalkan potensi energi bersihnya.
Semoga saja, semakin banyak negara yang termotivasi untuk mengikuti jejak mereka, termasuk Indonesia yang punya potensi energi terbarukan melimpah! Yuk, terus dukung upaya menuju energi yang lebih bersih!(***)