Beranda Energi Apa Energi Terbersih di Dunia? Yuk, Bedah Bareng

Apa Energi Terbersih di Dunia? Yuk, Bedah Bareng

21
0
Apa Energi Terbersih di Dunia Yuk, Bedah Bareng (Pexel/Pok Rie)
Apa Energi Terbersih di Dunia Yuk, Bedah Bareng (Pexel/Pok Rie)

Aksilingkungan.id – Seringkali kita dengar istilah “energi bersih” atau “energi hijau”, tapi pernahkah kamu bertanya-tanya, sebenarnya apa energi terbersih di dunia itu? Apakah semua energi yang bukan fosil otomatis bersih?

Ternyata, definisi “bersih” itu bisa sedikit berbeda bagi setiap orang, lho. Tapi, kalau kita bicara tentang energi yang paling ramah lingkungan dan tidak menghasilkan polusi saat beroperasi, ada beberapa kandidat kuat yang patut kita ulas.

Yuk, kita telusuri satu per satu, mana saja sumber energi yang benar-benar bisa kita sebut “terbersih”!

Sumber Energi “Hijau”

Mari kita mulai dari yang paling jelas. Menurut banyak ahli, tenaga surya, angin, biomassa, dan geotermal (panas bumi) adalah bentuk energi yang paling bersih.

Kalau diibaratkan spektrum, mereka ini jauh banget dari kategori “kotor” atau yang menghasilkan banyak emisi. Kenapa begitu?

Karena saat beroperasi, mereka tidak melepaskan polutan ke udara atau air. Mari kita bedah lebih dalam kenapa mereka pantas disebut sebagai energi paling bersih.

Energi Surya

Rasanya tak perlu diragukan lagi, energi surya adalah salah satu juaranya. Kita merasakan anugerah ini setiap hari melalui sinar matahari dan panasnya. Hebatnya, kita bisa memanfaatkan energi luar biasa ini untuk menghasilkan listrik, lho!

Caranya macam-macam, bisa pakai panel surya yang kamu lihat di atap rumah, atau pembangkit listrik tenaga surya terkonsentrasi yang pakai cermin-cermin besar untuk memusatkan panas matahari.

Yang paling penting, proses pembangkitan listrik dari energi surya ini tidak menghasilkan emisi atau polusi apa pun. Begitu panel surya terpasang dan beroperasi, mereka bekerja tanpa mengeluarkan karbon dioksida atau zat berbahaya lainnya ke atmosfer.

Energi Angin

Mungkin terdengar sedikit mengejutkan, tapi energi angin sebenarnya adalah bentuk lain dari energi surya secara teknis. Lho, kok bisa? Karena matahari bertanggung jawab sebagian besar terhadap pola cuaca di Bumi, termasuk pergerakan angin.

Namun, dari segi bagaimana listrik dihasilkan (yaitu oleh panel surya versus turbin angin), keduanya dianggap dua bentuk energi yang berbeda.

Sama seperti energi surya, listrik yang dihasilkan dari turbin angin tidak menghasilkan polutan udara apa pun. Begitu turbin berputar karena tiupan angin, listrik tercipta tanpa ada emisi gas rumah kaca.

Bayangkan saja, hembusan angin sepoi-sepoi yang biasanya kita nikmati, ternyata bisa jadi sumber listrik yang super bersih!

Bioenergi

Bentuk energi terbarukan ini dihasilkan dari organisme hidup atau sisa-sisa organik, seperti ganggang (ilmuwan sedang mengembangkan ganggang super yang bisa menghasilkan lemak dalam jumlah besar untuk diubah jadi biodiesel), kayu, sisa panen pertanian, sampah makanan, atau tanaman yang sengaja ditanam untuk energi.

Bioenergi sangat serbaguna karena, meskipun bisa dan memang menghasilkan listrik, penggunaan yang paling umum adalah dalam pembuatan biofuel untuk transportasi dan pemanas bangunan sebagai pengganti bahan bakar fosil.

Bayangkan, bahan bakar untuk mobil hingga pesawat bisa dihasilkan dari sampah atau tumbuhan! Karena bisa menggantikan bahan bakar fosil, bioenergi ini secara signifikan mengurangi dampak karbon terhadap lingkungan.

Energi Geotermal

Berbeda dengan tenaga air, surya, dan angin yang secara teknis dipengaruhi oleh matahari, energi geotermal tidak berasal dari matahari. Sebaliknya, energi ini adalah panas yang berasal dari dalam Bumi itu sendiri.

Panas bumi ini paling sering digunakan untuk memanaskan dan mendinginkan rumah, seperti yang banyak dipakai di negara-negara dengan aktivitas vulkanik tinggi.

Untuk menghasilkan listrik dari geotermal, panas dari dalam Bumi digunakan untuk mendidihkan air dan menghasilkan uap. Uap inilah yang kemudian memutar turbin untuk menghasilkan energi listrik.

Prosesnya mirip dengan pembangkit listrik tenaga batu bara, tetapi bedanya ini ditenagai oleh panas Bumi, bukan pembakaran bahan bakar fosil.

Hidroenergi

Satu lagi sumber energi yang secara teknis juga ditenagai oleh matahari adalah hidroenergi atau tenaga air. Bagaimana bisa? Karena siklus air ditenagai oleh matahari: matahari menguapkan air, membentuk awan, lalu turun sebagai hujan dan salju yang mengisi sungai, aliran air, dan badan air besar lainnya.

Bendungan-bendungan raksasa seperti Bendungan Hoover yang menahan Sungai Colorado adalah contoh bagaimana hidroenergi digunakan saat ini. Hidroenergi mengandalkan energi kinetik dari air yang mengalir dan mengubahnya menjadi listrik melalui turbin yang berputar di badan air yang bergerak.

Jadi, hidroenergi bisa berupa operasi skala besar seperti bendungan raksasa, atau bisa juga skala kecil tanpa perlu bendungan. Yang paling penting, proses ini tidak menghasilkan gas rumah kaca saat menghasilkan Listrik.

Energi Nuklir

Secara teknis, energi nuklir bebas emisi saat beroperasi, dan sangat efisien. Bayangkan, satu pelet kecil bahan bakar uranium (sekitar 1 cm x 1 cm) setara dengan energi sekitar 150 galon bensin atau 17.000 kaki kubik gas alam!

Lima gram pelet kecil ini bisa menghasilkan energi yang cukup untuk mengaliri listrik satu rumah tangga normal selama 6 bulan. Namun, argumen yang menentang “bersih”nya energi nuklir adalah karena ia menghasilkan limbah radioaktif yang sangat berbahaya dan butuh penanganan khusus.

Jika tidak ditangani dengan benar, limbah ini bisa mencemari udara dan air. Meskipun ada insiden mengerikan seperti Chernobyl atau Three Mile Island, risiko kontaminasi sebenarnya kecil karena sistem keamanan yang sangat banyak.

Gas Alam

Gas alam masuk dalam kategori bahan bakar fosil karena pada dasarnya berasal dari sisa-sisa organisme purba (dinosaurus, misalnya), dan memang menghasilkan emisi gas rumah kaca, khususnya metana, saat dibakar.

Lalu, mengapa gas alam kadang dipertimbangkan dalam diskusi energi “bersih”? Menurut U.S. Energy Information Administration, pembakaran gas alam menghasilkan emisi polutan udara yang lebih sedikit dibandingkan batu bara atau produk minyak bumi untuk menghasilkan jumlah energi yang sama.

Namun, gas alam jelas punya kekurangan. Terutama ketika kita mempertimbangkan teknik hydraulic fracking (fracking). Meskipun tidak akan kita bahas detailnya, proses ini adalah cara murah untuk mengekstrak gas alam dari batuan.

Fracking membutuhkan banyak air, menghasilkan banyak air limbah, dan diketahui bisa menyebabkan gempa bumi serta mencemari pasokan air. Jadi, meskipun “lebih bersih” dari batu bara, gas alam bukanlah energi terbersih yang tidak meninggalkan jejak karbon.

Jadi, setelah membedah semua informasi di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa apa energi terbersih di dunia jatuh pada kelompok energi surya, angin, biomassa, geotermal, dan hidroenergi.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim dan kebutuhan energi bersih, pengembangan dan penggunaan sumber-sumber energi “hijau” sejati ini menjadi sangat krusial. Mari kita dukung transisi menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan!***

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini